Rendy Saputra, JaWAra Internet Sehat Sulawesi Selatan, mengedukasi para pelajar di sejumlah SMP dan SMA di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, selama tiga hari berturut-turut, terkait pentingnya literasi digital.

Edukasi terkait literasi digital menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan secara terus menerus di negeri ini. Perkembangan teknologi dan arus informasi yang demikian pesatnya, tentu harus dibarengi dengan kecakapan masyarakat dalam memanfaatkannya. Para pelajar, sebagai bagian dari masyarakat, perlu dibekali edukasi agar tahu bagaimana seharusnya menggunakan perangkat digital sehingga mampu memberikan sesuatu yang baik. Tak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

Para pelajar yang cakap digital dapat diciptakan melalui berbagai cara, salah satunya adalah lewat sesi-sesi belajar bersama. Oleh mereka, yang sudah malang melintang berhadapan dengan dunia digital dan paham bagaimana seharusnya bersikap di dunia yang serba cepat tersebut. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah kita bersama, tidak dapat dilakukan sendiri- perlu adanya kolaborasi.

Workshop Santih atau Sekolah Anti Hoaks menjadi bukti edukasi literasi digital tiada henti. Selama tiga hari berturut-turut, 18 hingga 20 Juli 2022, total ada 308 pelajar mendapatkan paparan materi terkait bagaimana menjadi pelajar yang cakap digital. Mereka merupakan para pelajar yang berasal dari 6 sekolah di Kabupaten Bone, yakni: SMAN 3, SMPN Baitul Muqarramah, SMAN 15, SMPN 1, MAN 1, dan SMPN 8.

Kolaborasi yang dilakukan oleh JaWAra Internet Sehat Sulawesi Selatan, Forum Anak Kabupaten Bone, Forum Generasi Berencana Kabupaten Bone, dan Pengurus OSIS di setiap sekolah, mampu memberikan dampak positif bagi para peserta yang umumnya berusia remaja tersebut. Lewat Workshop Santih, mereka mulai sadar akan pentingnya melindungi data pribadi, bagaimana pentingnya berhati-hati dalam bermedia sosial, serta tentu saja memahami pun mencegah menyebarkan hoaks.

Jarak antara satu sekolah dengan sekolah lainnya memang terbilang jauh, namun tak lantas menyurutkan semangat Rendy dan para mitra kolaborasi untuk terus memberikan edukasi literasi digital tanpa henti, tanpa tapi. SMA Negeri 12 Bone menjadi titik lokasi terjauh dari semua sekolah yang dituju. Akses jalanan menuju ke sana pun tak tanggung-tanggung tantangannya. Lelah dan tantangan yang ditemui tersebut tuntas terbayar ketika apa yang kami sampaikan, dapat diterima baik tidak hanya oleh para pelajar, melainkan pula oleh para guru di sana.

Semoga Workshop Santih atau Sekolah Anti Hoaks, benar menjadi bukti bahwa edukasi literasi digital itu harus terus menerus dilakukan. Tiada henti, dan tanpa tapi. (ah)