Retno Ayu Lestari, JaWAra Internet Sehat DKI Jakarta, mencoba mendengarkan cerita perihal isu literasi digital yang terjadi di SMP Suluh Jakarta, serta mengajak seluruh elemen sekolah menemukan solusi atas permasalahan tersebut.
Hoaks, perundungan di dunia maya, dan berbagai isu literasi digital lainnya marak terjadi di berbagai tempat. Baik lingkungan rumah, masyarakat, termasuk pula sekolah. Sadar atau tidak, itulah yang menjadi titik fokus mengapa kita semua dituntut untuk cakap digital. Tidak lain, agar dapat membentengi diri, pun melindungi dan mengedukasi orang sekitar agar cakap digital pula. Canggihnya gawai yang dimiliki, sudah seharusnya sama canggihnya pula dengan penggunanya. Dunia digital terus berkembangan, jangan sampai tidak demikian pada kemampuan kita sebagai pengguna.
Kegiatan yang berlangsung di SMP Suluh Jakarta, pada 26 Oktober 2022 tersebut, dihadiri oleh 292 peserta dari kalangan pelajar SMP Suluh Jakarta. Dengan mengangkat Voice of Youth: Saatnya Anak Bersuara sebagai tajuk acaranya, hadir sebagai pembicara, yakni Retno Ayu Lestari selaku perwakilan JaWAra Internet Sehat DKI Jakarta, bersama tim dari Kumpulan Orang Muda Anti Perdagangan Anak dan Eksploitasi Seksual Anak (KOMPAK) Jakarta. Selain membawakan materi sosialisasi terkait pentingnya para pelajar untuk cakap digital, narasumber pun mengajak peserta untuk melakukan sharing session.
Para peserta terlihat menyimak dengan seksama materi yang disampaikan, juga langsung akrab saat sharing session. Mereka terlihat lepas dan luwes dalam menyampaikan pendapat kepada kakak-kakak narasumber dan tim dari Kompak Jakarta.
Pada sharing session tersebut, ditemukan adanya kasus perundungan dan eksploitasi seksual anak yang masih juga terjadi. Baik yang berlangsung di dunia nyata, maupun maya (digital). Tim dari KOMPAK Jakarta kemudian berbincang dengan pihak guru di SMP Suluh Jakarta, beserta sejumlah siswa, untuk menemukan solusi atas isu-isu yang erat kaitanya dengan literasi digital tersebut.
Sampai ditemukan kesepakatan bahwa perlu adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang kelak dapat dikerjakan oleh Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP Suluh Jakarta, pengurus ekstrakurikuler mading, rohani islam (rohis), dan lainnya. Sebab pemahaman akan literasi digital tidaklah dapat dikerjakan sendiri, perlu adanya kerja sama antar banyak pihak. Sehingga kelak tercipta lingkungan sekolah yang aman bagi anak, pemahaman literasi digital yang baik oleh seluruh pihak sekolah, yang berdampak baik pula pada bagaimana mereka memanfaatkan media digital untuk menjadi generasi yang unggul kelak. (ah)