Hidup beriringan dengan berita hoaks jadi tantangan, apalagi di masa pandemi ini. Peredarannya yang begitu masif di group chatting Whatsapp maupun media sosial, bisa saja membuat sebagian orang percaya dan meneruskan pesan tersebut. Oleh karenanya, betapa pentingnya saat ini kemampuan untuk menilai informasi maupun berita hoaks.

Melihat urgensi tersebut, Khairiah El Marwiah dan Ria Mustika Fasha, duo JaWAra Internet Sehat dari Bengkulu menginisiasi rangkaian program edukasi literasi digital. Salah satunya, mengadakan webinar “Menepis Hoaks, Mengamankan Privasi” pada 12 Agustus 2021.

Mereka menyadari hoaks mengenai vaksin COVID-19 di grup chatting jadi sorotan yang meresahkan, karena sebagian masyarakat yang terprovokasi bisa saja menolak divaksin.

Ketika pemerintah berusaha mengurangi penyebaran COVID-19 dengan upaya vaksinasi, banyak beredar berita palsu dan misinformasi mengenai COVID-19 yang sama bahayanya dengan virus itu sendiri. Beberapa contoh isu yang berkembang dan ditakuti masyarakat, seperti vaksin yang bisa membuat tubuh menjadi lemah, adanya chip yang tertanam ketika vaksin disuntikkan ke tubuh, vaksin haram, dan banyak lagi. 

Sebagai upaya meminimalkannya, Khairiah dan Ria mengajak para ibu dari sebuah komunitas di Bengkulu untuk mengikuti webinar. Mereka mengakui, banyak di kalangan ibu yang sering mendapat informasi di grup chatting. Sebagian dari mereka terjebak untuk ikut membagikan berita yang belum tentu jelas kebenarannya ke grup lainnya.

Pelatihan untuk menangkal hoaks tersebut dihadiri 40 orang ibu dari Komunitas Istripreneur. Program kolaborasi antara JaWara Internet Sehat Bengkulu dengan Komunitas Istripreneur diharapkan menjadikan perempuan lebih berdaya dan awas terhadap informasi dan berita hoaks yang beredar, terutama di grup chatting.

Khairiah dan Ria melihat betapa antusiasnya para Ibu saat webinar. Ketika diberikan contoh kasus sederhana, ada sebuah pesan di grup chatting, bila mengklik tautan yang tertera bisa mendapatkan hadiah. Saat diamati, tautan tersebut tidak mengarahkan ke halaman resmi namun ke halaman yang dibuat oleh pembuat hoaks. Dari sini, banyak ibu yang menyahut untuk mengecek dulu informasi tersebut, siapa tahu hoaks.

Perhatian kecil dari para ibu ini menyiratkan percikan semangat untuk lebih jeli lagi dalam menelaah informasi, terutama yang tersebar di grup Whatsapp. 

Langkah awal ini bisa menjadi motor perempuan di Bengkulu lebih berdaya dalam menilai informasi lebih detail, sehingga hoaks dapat dilawan. Terutama di masa pandemi ini, supaya hoaks tidak lagi memberi dampak negatif pada penerimaan vaksinasi masyarakat. (ma/mt)