Ni Kadek Sintya, JaWAra Internet Sehat Bali, membagikan pengalamannya memberikan edukasi literasi digital dengan tetap mengedepankan kearifan lokal di Bali.

Cepatnya arus informasi serta perkembangan teknologi digital nyatanya tak sebanding dengan cepatnya pula pemahaman masyarakat akan literasi digital. Oleh karena itu perlu kerja kita bersama di setiap daerah, untuk menciptakan masyarakat cakap digital. Caranya pun berbeda-beda, bentuk edukasinya tentu disesuaikan pula kepada siapa kita berhadapan. Edukasi literasi digital kepada anak-anak bisa jadi akan berbeda caranya ketika audiensinya adalah kaum perempuan. Demikian pula pengalaman salah seorang JaWAra Internet Sehat dari Bali, Ni Kadek Sintya, yang menghabiskan waktu selama 6 hari untuk menggelar kegiatan di Desa Adat Sibetan, dalam rangka edukasi literasi digital.

Desa Adat Sibetan, sebuah desa yang terletak di Karangasem, Bali. Desa yang berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Denpasar ini dipilih sebagai lokasi diadakannya kegiatan edukasi literasi digital. Selama 6 hari, digelar 2 sub kegiatan yaitu 5 hari untuk pelatihan pembuatan film pendek berbasis kearifan lokal, serta pada hari terakhir (hari keenam) dilaksanakan seminar literasi digital bertajuk “Pentingnya Menjaga Data Privasi dan Menjadi Generasi Anti Hoaks di Ruang Digital”.

Ni Kadek Sintya selaku JaWAra Internet Sehat Bali, sejak tanggal 31 Oktober hingga 5 November 2022 menghabiskan hari-harinya di Desa Adat Sibetan, tidak lain untuk memastikan kegiatan yang diinisiasinya dapat berjalan dengan baik, sebagaimana mestinya. Kegiatan yang didasari niatan agar masyarakat di daerah desa adat tersebut kelak menjadi masyarakat cakap digital yang tetap berdasar pada kearifan lokal daerahnya.

Ada banyak hal menarik yang dialami selama berlangsungnya 6 hari kegiatan itu. Dalam pembuatan film pendek, Jro dalang berterima kasih karena dengan adanya kegiatan ini beliau bisa menyampaikan hal-hal yang saat ini justru dilupakan oleh anak-anak muda. Selain itu, Bapak Dwika sebagai salah satu warga di Desa Adat Sibetan menyampaikan rasa terima kasih kepada JaWAra Internet Sehat Bali karena sudah melaksanakan kegiatan literasi digital di wilayahnya. Dimana artinya program ini menjadi kegiatan pertama yang mengedukasi masyarakat di daerah tersebut terkait literasi digital meskipun wilayahnya sangat jauh dari perkotaan dan jarang tersentuh. “Kami di desa juga sudah menggunakan teknologi sehingga pemahaman literasi digital sangat perlu kita ketahui agar terhindar dari hal-hal negatif di dunia digital seperti penipuan, hoaks dan lain sebagainya”, jelasnya.

Tak sampai di situ, pada hari terakhir, tepatnya di sesi seminar literasi digital, para peserta Sekaa Teruna Teruni serta beberapa siswa siswi SMKN 1 Bebandem pun sangat antusias mengikuti kegiatan dibuktikan dengan banyak siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari narasumber di akhir acara. Mereka juga sangat senang ketika mendapat reward dari para mitra JaWAra Internet Sehat Bali 2022.

Penggunaan bahasa dan contoh pengimplementasian permasalahan dari narasumber mudah dipahami peserta. Selain itu di akhir acara JaWAra Internet Sehat juga menampilkan hasil karya kolaborasi Dalang dengan anak – anak muda atau Sekaa Teruna Teruni Desa Adat Sibetan yang mengangkat Budaya kearifan lokal untuk mehasilkan video yang dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi digital agar dapat terhindar dari berita hoaks, selain itu melalui video tersebut mengajak para generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan Budaya yang kita miliki.

Semoga kelak kegiatan serupa dapat diimplementasikan pula di daerah lainnya di Indonesia, tentunya dengan menyesuaikan pada kearifan lokal masing-masing daerah. Dengan begini, edukasi literasi digital bisa tetap disampaikan dengan cara yang menarik dan menyenangkan, bukan? (andy)