Retno Ayu Lestari, JaWAra Internet Sehat DKI Jakarta, berbagi pengalamannya dalam mengedukasi para pelajar di SMKN 8 Jakarta untuk belajar mengenali hoaks, sehingga kelak dapat mencegah penyebaran berita bohong tersebut.
Hoaks atau berita bohong menjadi sesuatu yang marak ditemukan di media digital. Kita atau orang sekitar kita, tentu pernah terpapar atau bahkan menjadi penyebar dari berita bohong tersebut. Kian canggihnya perangkat digital, mudahnya akses internet, nyatanya tidak sebanding dengan keterampilan dan kemampuan kita dalam menggunakannya. Khususnya dalam mengelola berbagai informasi yang diterima. Itulah yang menyebabkan betapa sampai sekarang, hoaks mudah sekali ditemukan.
Topik terkait hoaks ini pun beragam, termasuk yang marak kala pandemi, yakni hoaks perihal vaksinasi. Mungkin ada yang pernah dengar merebaknya hoaks perihal siapa saja yang disuntik vaksin, maka akan berubah menjadi titan. Dimana Titan yang dimaksud di sini adalah sosok monster atau raksasa yang menyeramkan. Bagi kita yang cakap digital, sudah tentu tahu bawa itu adalah berita bohong. Namun lain halnya mereka yang belum paham, berita bohong seperti itu, dengan mudahnya langsung dipercayai.
Percaya atau tidak, hoaks tentang vaksin titan yang pernah viral tersebut pun masuk di kalangan pelajar SMKN 6 Jakarta. Banyak dari mereka yang percaya akan berita bohong terkait vaksin titan tersebut. Tak hanya itu, dari kegiatan yang diselenggarakan oleh JaWAra Internet Sehat Jakarta, dalam hal ini diwakili oleh Retno Ayu Lestari, bersama Tim KOMPAK Jakarta, ditemukan maraknya isu hoaks beredar di lingkungan SMKN 6 Jakarta.
Oleh karena itu, lewat kegiatan bertajuk Yuk Kenali Hoaks di sekitarmu! yang berlangsung pada 11 Juli 2022 dengan melibatkan sejumlah 298 peserta di SMKN 6 Jakarta, harapannya mereka dapat memahami apa itu hoaks, sekaligus mencegah penyebarannya. Ditambah lagi, dengan adanya pemberian informasi verifikasi berita atau informasi, mereka para peserta kegiatan kian sadar bahwa sangat penting untuk melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum membagikan informasi. Singkatnya, saring sebelum sharing.
Kegiatan yang merupakan bagian dari program HERO Project ini menyasar sebanyak 2000 orang peserta dari berbagai kalangan. Di mana pelajar SMKN 6 Jakarta adalah salah satunya. Ribuan orang tersebut, termasuk ratusan pelajar dari SMKN 6 Jakarta ini yang nantinya akan menjadi agen-agen perubahan, yang telah dibekali kecakapan digital, sehingga mampu mengatasi isu literasi digital di luar sana, termasuk mencegah penyebaran hoaks di sekitar mereka. (ah)