Mariana Yunita H Opat, JaWAra Internet Sehat Nusa Tenggara Timur memberi edukasi tentang bahaya pornografi di SMP Abdi Kasih Bangsa, Kota Kupang sebagai lokasi kedua Skol Digital. Ia berharap remaja lebih bijak dalam penggunaan gawai agar tidak merusak prestasi di sekolah.
Kejadian remaja yang terdampak pornografi kerap terjadi sebagai dampak negatif kemajuan teknologi. Berdasarkan survey yang dilaksanakan Kemenkes tahun 2017 sebanyak 94% siswa pernah mengakses konten porno. Remaja bisa mengaksesnya lewat berbagai media terutama melalui media online.
Kenaikan akses remaja pada pornografi yang meningkat ini dipengaruhi oleh kenaikan akses mereka pada gawai dan internet semenjak pandemi Covid-19 lalu. Hal ini juga terjadi pada siswa-siswi SMP Abdi Kasih Bangsa, Kota Kupang.
Informasi yang cukup miris ini diketahui oleh Mariana saat melaksanakan skol digital kedua pada 17 Agustus 2022. Bersama Tenggara Youth Community, Alumni SIDP (Skill for Inclusive Digital Participation) dan British Council, Mariana melakukan edukasi dengan tema Bahaya Pornografi di dunia digital.
Kepala Sekolah SMP Abdi Kasih Bangsa pun menyambut baik karena edukasi terkait pornografi begitu penting bagi remaja. “Anak sudah bisa dengan lancar mengakses gawai dan internet. Apalagi orang tua jarang ikut mengedukasi dan mendampingi anak saat berselancar. Hal ini membuat anak sangat rentan terkena pornografi, tidak hanya dari teman sebaya tapi juga dari konten di luar sana. Untuk itu edukasi mengenai internet sangat penting, apalagi terkait dengan bahaya pornografi” ungkapnya.
Skol Digital kali ini dibagi menjadi dua kelas dengan total siswa 41 siswa laki-laki dan 38 siswi perempuan lalu diawali dengan ice breaking dan perkenalan untuk mencairkan suasana.
Sebelum masuk ke sesi materi, peserta mengisi pohon harapan untuk mengetahui komitmen peserta selama di kelas dan harapan mereka setelah mendapatkan materi mengenai pornografi. Ada juga spider web yang berisi beberapa pertanyaan terkait dengan pornografi, 5 dampak baik pornografi dan 5 dampak buruk pornografi.
Menurut Mariana, pertanyaan mengenai dampak baik pornografi sengaja dibuat untuk mengorek lebih dalam bagaimana pandangan pelajar tentang pornografi. Apakah mereka menganggap pornografi itu punya dampak baik dan boleh diakses atau malah lebih punya dampak negatif dan tidak boleh diakses.
Hasilnya pun sangat menarik. Semua remaja laki-laki mengatakan bahwa pornografi tidak memiliki dampak baik, namun remaja perempuan ada yang mengatakan bahwa pornografi punya dampak positif sebagai media belajar terkait kesehatan reproduksi.
Hasil dari spider web menjadi bahan bagi tim JaWAra Internet Sehat untuk memberi edukasi lebih lanjut mengenai bahaya pornografi serta meluruskan pendapat bahwa pornografi bukan media yang baik dan tepat untuk belajar mengenai kesehatan reproduksi.
Skol Digital makin seru dengan adanya sesi ruang digital. Di sesi ini, peserta diajak masuk ke sebuah bilik yang terbuat dari plastik transparan serta ditempel oleh banyak kertas warna-warni. Kertas-kertas tersebut berisi jenis media dan konten yang mungkin ada unsur pornografinya. Peserta dengan cepat harus memilih media dan konten apa saja yang menurut mereka bisa membuka akses pornografi bagi remaja.
Di akhir kegiatan, peserta pun diajak untuk memahami apa yang harus dilakukan agar terhindar dari konten pornografi yang dapat merusak prestasi. (ria)