Kumaedi, JaWAra Internet Sehat Bengkulu, mengadakan workshop “Generasi Aman dan Berbudaya di Ruang Digital” untuk generasi muda Bengkulu agar makin cakap digital. Acara ini bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu serta Komunitas Putera Puteri Kebudayaan Bengkulu.
Dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2022 dalam bentuk workshop dan sharing session, workshop dihadiri oleh 105 peserta dan bertempat di Aula Universitas Dehasen Bengkulu dan dibuka langsung oleh bapak Syahjudin, M.Pd., selaku Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu.
“Generasi muda memiliki peran penting dalam pelestarian budaya dan literasi digital melalui kegiatan-kegiatan mereka sehari-hari, termasuk di ruang digital. Jangan sampai anak muda menyebarkan informasi yang tidak benar (hoaks),” tuturnya.
Diharapkan melalui event literasi digital ini, pemuda dan pemudi Bengkulu dapat lebih memahami pentingnya menjaga keamanan digital saat berinternet, khususnya tentang hoaks dan keamanan data pribadi di media sosial.
Workshop Pemuda Bengkulu Makin Cakap Digital: “Generasi Aman dan Berbudaya di Ruang Digital” ingin agar para generasi muda Bengkulu tidak mendapatkan edukasi dan literasi yang salah agar tidak membuat mereka menjadi salah arah saat bermedia digital.
Materi menarik pun dipaparkan oleh para narasumber. Ada Reko Serasi yang membahas tentang pemuda dan kebudayaan, Ibu Sherlli Djidin selaku pelaku budaya, dan tentunya JaWAra Internet Sehat Bengkulu, Kumaedi dan Khairiah El Marwiah, yang memberikan materi tentang hoaks dan keamanan digital.
“Anak muda harus melek digital untuk menyebarkan informasi budaya ke masyarakat luas, jangan sampai informasi yang disebarkan adalah berita bohong,” ujar Reko Serasi yang diiyakan juga oleh Lisa Rakhmania, M.Pd., selaku Pembina Putra Puteri Kebudayaaan Bengkulu.
Bapak Yode Arliando, M.Kom,. selaku Wakil Rektor III Universitas Dehasen Bengkulu juga memberikan dukungannya dan mendorong anak-anak muda agar terus menjalankan kegiatan edukasi dan literasi di Bengkulu.
Menurutnya kegiatan kolaborasi seperti ini harus terus dilakukan agar anak muda tak hanya jago mengunakan jarinya saat berinternet. Melainkan juga tahu bagaimana etika yang seharusnya ketika kita bermedia digital serta bisa mempertanggungjawabkan aktivitas digital khususnya di media sosial. (ses)