Muhammad Ripay Tohamba, JaWAra Internet Sehat Sulawesi Tenggara melakukan survei literasi digital di Pulau Towea. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat akan isu literasi digital di sana. Survei ini pun menjadi rujukan pelaksanaan kegiatan AKURAT pada 21-23 Oktober 2022 mendatang.
Berbicara tentang objek wisata alam di Provinsi Sulawesi Tenggara, tentu tidak terlepas dari satu lokasi yang baru-baru ini menjadi wisata baru di Kabupaten Muna, Pulau Towea namanya. Pulau yang terletak di Kecamatan Towea tersebut memiliki potensi bahari yang amat menjanjikan. Hamparan pasir putih yang luas, air laut yang jernih, serta habitat bagi pohon Santigi-pohon unik yang hanya hidup di wilayah tertentu.
Mengumpulkan Cerita dari Pulau Towea
JaWAra Internet Sehat Sulawesi Tenggara, Muhammad Ripay Tohamba, bersama rekan-rekan dari Gerakan Kendari Mengajar dan Sultra Island Care, menginjakkan kaki di sana, di Pulau Towea, pada Senin (5/9) lalu. Tidak sekadar menikmati keindahan alam Pulau Towea, lebih dari itu ada kegiatan lain yang mereka selenggarakan. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan survei terkait bagaimana tingkat pemahaman masyarakat dan siswa di sana mengenai isu literasi digital. Dimana hasil survei tersebut kelak menjadi acuan dalam giat AKURAT (Aku Paham Literasi Digital) yang rencananya digelar pada 21-23 Oktober 2022 mendatang.
Dari sejumlah indikator survei, yakni: pemahaman hoaks, cyberbullying, screentime, phising, dan lainnya, didapatkan sejumlah temuan terkait isu literasi digital di Pulau Towea. Beberapa diantaranya yaitu:
- rendahnya pemahaman literasi digital
- masih maraknya terjadi kasus perundungan (cyberbullying)
- tindak judi online menjadi sebuah hal yang dianggap biasa (menyebabkan ketergantungan dalam bermain slot)
- mindset orangtua yang umumnya lebih mementingkan pekerjaan dibanding pendidikan anaknya
- adanya kasus pornografi
- pernah terjadi kasus penyalahgunaan narkoba dimana transaksinya dilakukan secara online
- adanya kasus peretasan akun
- anak-anak menggunakan handphone lebih dari 5 jam per hari
Literasi Digital dari Kalangan Pelajar Hingga Masyarakat
Sebagai bentuk dukungan untuk memberikan pemahaman akan literasi digital bagi pelajar dan masyarakatnya, turut hadir pula Pj Kepala Desa Wangkolabu, Bapak Masling. Adapun untuk detail kegiatan surveinya sendiri, melibatkan sebanyak 503 peserta, yakni: 235 pelajar SD, 128 pelajar SMP, 90 pelajar MA, dan 50 orang guru/masyarakat. Para peserta sendiri berasal dari berbagai latar belakang, dari pelajar hingga masyarakat. Para pelajar SDN 1 Towea, SMPN 1 Towea, MAS As-Syakinnah Towea, serta kelompok masyarakat yang ada di Desa Lakarama, Desa Wangkolabu, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna.
Rencananya, berangkat dari temuan akan isu literasi digital tersebut di atas, maka pada gelaran giat AKURAT (Aku Paham Literasi Digital) nanti, akan dibuat kelompok-kelompok literasi digital yang konsep kegiatannya disesuaikan dengan tingkatan umur pesertanya.
- Kelompok pelajar SD diisi dengan posko dongeng hoaks dan cyberbulling
- Kelompok pelajar SMP dan SMA diisi dengan kegiatan seminar maupun FGD yang membahas materi hoaks, cyberbullying, phising, screentime, dan judi online
- Kelompok guru dan masyarakat diisi dengan kegiatan talkshow yang mengangkat tema keamanan digital bagi anak-anak.
Melalui survei literasi digital tersebut, harapannya giat AKURAT (Aku Paham Literasi Digital) yang akan dilaksanakan pada 21-23 Oktober 2022 nanti dapat menjadi jawaban serta solusi atas berbagai permasalahan/isu literasi digital di Pulau Towea. (andy)