Ada beberapa siswa SMU yang menjadi korban penipuan ataupun peretasan akun media sosial. Salah satunya adalah Facebook yang diambil alih oleh pihak tidak bertanggung jawab. Modus peretasan akun biasanya dengan meminta pemilik akun untuk memberikan kode OTP kepada di penelepon yang mengatas namakan WhatsApp dan Facebook Indonesia.
Kejahatan berbasis media digital lainnya pun kerap dialami beberapa siswa SMU. Ada yang diiming-imingi bantuan kuota internet dari pemerintah, hadiah berjuta-juta dari perusahaan tertentu, dan berbagai modus penipuan yang dikenal dengan scamming dan phising.
Kegiatan ini dilaksanakan di SMU Negeri 4 dan SMU Negeri 14
Kejahatan siber yang diceritakan di atas terungkap melalui forum tanya-jawab antara peserta dan narasumber kegiatan Literasi Digital.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi jaWAra InternetSehat Lampung bersama Kampus IIB Darmajaya dan Aptikom Lampung. Kolaborasi ini dilakukan untuk menyasar siswa di beberapa sekolah.
Mengingat kondisi pandemi COVID-19, di mana tidak bisa mengumpulkan orang yang melebihi standari kapasitas ruang, maka kegiatan ini digelar dalam 3 kali pelaksanaan. Para penggagas kolaborasi ini melakukan kesepakatan dengan beberapa sekolah SMU untuk memberikan bekal literasi digital kepada para siswa. 3 Kegiatan onsite ini diikuti oleh 220 siswa SMU.
Kenapa siswa? Karena mereka adalah generasi yang tak bisa dilepaskan dari akses digital. Mereka adalah kelompok yang bisa disebut digital native. Namun berdasar cerita mereka, ternyata kehandalan menggunakan berbagai platform media sosial tak diimbangi dengan kemampuan melindungi data pribadi dan keamanan digital.
Banyak pengetahuan dasar literasi digital yang diberikan kepada peserta. Mulai dari seting keamanan akun, autentikasi 2 faktor, menguji kekuatan password, memeriksa kebocoran email, dan kemampuan dasar lainnya. (mt)