Program literasi digital oleh JaWAra Internet Sehat tidak hanya diselenggarakan di kampus, tetapi juga di pondok pesantren. Ini dilakukan untuk semakin memantapkan tingkat literasi digital di ponpes dalam menghadapi kejahatan di ranah daring.

Wahyu Ari Sandi, JaWAra Internet Sehat asal Pekanbaru, Riau, melihat keamanan digital masih menjadi isu pokok yang perlu diketahui banyak masyarakat. Apalagi perkembangan digital semakin pesar dari waktu ke waktu. 

Memahami pentingnya topik keamanan digital, Wahyu menghelat workshop di Ponpes Nurul Huda yang merupakan salah satu pesantren tertua di Pekanbaru Riau. Pimpinan dan pengasuhnya juga menjadi pemimpin dan pengurus di berbagai organisasi islam khususnya yang berjejaring dengan Nahdlatul Ulama. 

Wahyu yakin bahwa kolaborasi program kali ini menjadi gerbang utama untuk masuk ke jaringan pesantren lainnya.

“Workshop yang saya adakan di sana merupakan starting point untuk melakukannya di pondok pesantren lain di Riau,” ucap Wahyu.

Workshop literasi digital ini dihadiri 49 santri dan pengasuh pondok pesantren. Para santri perlu mendapat fundamental pengetahuan tentang literasi digital, karena mereka tentunya akan menjadi penceramah atau pemuka agama yang akan menyiarkan kabar baik ke jemaah.

Bicara soal topik yang diedukasi, Wahyu bercerita bahwa para peserta masih sangat awam dengan literasi digital. Bahkan, ada salah satu peserta yang bercerita bahwa ia pernah mengalami akun media sosialnya diambil alih oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan melakukan percobaan penipuan. Untuk menyekat tindak kejahatan tersebut, peristiwa tersebut langsung diinfokan ke pengasuh ponpes lainnya.
Wahyu juga memberikan tips dan cara bagaimana mengatasi akun yang telah dihack dan trik keamanan digital lainnya. Semuanya dapat dipelajari melalui https://linktr.ee/jagaprivasi (ma/mt)