Sejalan dengan gerakan nasional Indonesia Makin Cakap Digital, berbagai komunitas peduli literasi ikut mengambil peran dengan melakukan berbagai kegiatan literasi. Berbagai kegiatan bertajuk literasi digital banyak di lakukan di berbagai daerah, tidak terkecuali di Provinsi Sulawesi Tengah. Menyambut baik hal tersebut Andi Rizky sebagai salah satu perwakilah Jawara Internet sehat berkolaborasi dengan 16 pengelolah taman baca dan guru sekolah dasar di tiga kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tengah, yakni Kota Palu Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabutapen Sigi.
“Melalui kegiatan ini, kami membagikan 15 paket kwartet tentang literasi digital kepada 16 orang guru dan pengelolah taman baca. Dengan melalui kwartet, guru-guru dapat melakukan kegiatan literasi digital lebih mudah dan optimal khususunya kepada pelajar.” kata Andi Rizky. Menurut Rizky Card Game Kwartet dipilih sebagai media edukasi agar kegiatan literasi digital bisa lebih menarik bagi anak-anak. Selain itu kegiatan literasi tersebut dapat dilakukan di berbagai tempat khususnya di daerah pedesaan walau tanpa perangkat pendukung lainnya.
Menurut Fitriani Mandasari yang merupakan seorang guru SDIT Al-Fatih Kabupaten Sigi, berpendapat bahwa kegiatan literasi digital melalui cardgame ini merupakan salah satu inovasi belajar yang sangat di senangi anak-anak. “Anak-anak senang dengan kegiatan belajar sekaligus bermain, dan guru juga mudah memainkan terlebih lagi kami sudah dibekali materi dari TOT dan poster sebagai pegangan.” sahut Manda. Senada dengan hal tersebut, Fuji Darman sebagai guru Sekolah Otak Katan Palu mengakui bahwa anak-anaknya jadi memperoleh berbagai informasi terkait literasi digital khususnya mengenaik hoaks dan perlindungan data pribadi.
Kegiatan literasi digital ini dilakukan bersama 16 mitra guru yang melakukan kegiatan sosialisasi di desa/kelurahan tempat bertugas. Kegiatan literasi dilakukan di sekolah, taman baca, dan taman pengajian Al-Quran untuk menumbuhkan kesadaran anak-anak terkait aktivitas digital sejak dini. Melalui kegiatan ini setidaknya ada lebih dari 800 pelajar yang telah teredukasi melalui card game kwartet ini. Suksesnya kegitan ini juga berkat dukungan berbagai pihak diantaranya ICT Watch, Whatsapp Indonesia, Siberkresasi, Inkubator Bisnis Teknologi Informasi, serta pemerintah desa/kelurahan.