Roadshow Anti Hoax dan Literasi Data Privacy Bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Masyarakat Desa Adat di Provinsi Bali (Denpasar, 19 Mei 2022)
Ni Kadek Dwi Febriani, JaWAra Internet Sehat Bali

Kelaziman yang dialami oleh sebagian pengguna internet adalah, merasa informasi terbaru selalu tersedia di internet. Fatalnya, menganggap informasi yang mereka dapatkan di internet adalah kebenaran dan harus disebarluaskan kepada siapapun relasinya di ranah daring. Apapun pasokan informasi yang muncul di feed media sosialnya dianggap sebagai kabar yang sudah pasti benar. Ketika salah seorang dari mereka menyebarkan informasi tersebut ke grup obrolan, dan ketika ada yang bertanya apakah informasi itu benar, jawaban lazimnya adalah, “iyalah, itu kan saya dapat dari internet.” 

Begitulah pengalaman hidup dalam era internet, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang guru yang mengikuti kegiatan Roadshow Anti Hoax dan Literasi Data Privacy Bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Masyarakat Desa Adat di Provinsi Bali. Kegiatan tersebut digelar oleh jaWAra InternetSehat Bali.

“Setelah mengikuti acara ini, mindset saya jadi berubah terhadap informasi yang beredar di internet. Ternyata apa yang beredar di internet tidak selalu benar dan harus dipilah serta divalidasi lagi atau dicari kebenarannya melalui situs lainnya.” Tutur sang guru tersebut di sela penutupan acara yang diselenggarakan di SMP PGRI 2 Denpasar (19 Mei 2022).

Roadshow Anti Hoax telah dilaksanakan oleh JaWAra Internet Sehat Bali dengan sasaran target peserta ialah pendidik di Kota Denpasar. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis, 19 Mei 2022 bertempat di SMP PGRI 2 Denpasar.

Ni Kadek Dwi Febriani, jaWAra InternetSehat menggagas kegiatan ini dengan mengangkat tema pentingnya literasi digital untuk mewujudkan generasi anti hoaks, karena dipicu oleh banjir informasi yang nyaris tak terverifikasi di masyarakat. Tentu ia tak bekerja sendiri. Ia melibatkan berbagai pihak yang peduli dalam meningkatkan literasi digital masyarakat. Ada Ibu Ni Luh Putu Ning Septyarini P.A., M.Pd selaku Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM Relawan TIK Provinsi Bali dan I Wayan Adi Karnawa,S.Kom selaku Bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Provinsi Bali. 

Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh Relawan TIK Provinsi Bali, Kelurahan Sumerta Kota Denpasar dan tentunya SMP PGRI 2 Denpasar yang menyediakan tempat sebagai ruang literasi masyarakat. Para mahasiswa dari STMIK Primakara yang turut berkolaborasi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kota Denpasar ini. Bersama Ni Kadek Sintya mereka melakukan pendampingan 52 peserta, para guru di SMP PGRI 2 Denpasar.

“Kegiatan ini diikuti oleh para pendidik karena saya berharap dan yakin mereka dapat menyebarluaskan informasi edukasi mengenai literasi digital kepada siswa, teman-teman, keluarga, kerabat dan lingkungan sekitarnya. Sehingga tentunya dapat meningkatkan angka masyarakat yang terliterasi digital dan meminimalkan dampak negatif pesatnya perkembangan internet di wilayah Bali khususnya Kota Denpasar.” Harap Ni Kadek Sintya.

Selain mindset menganggap apa yang ada di internet merupakan kebenaran, ada juga guru yang menceritakan pengalamannya menerima berbagai informasi meragukan, seperti kupon undian, perseteruan politik, dan informasi lainnya yang dapat memancing kericuhan di masyarakat,  yang termasuk dalam kriteria hoaks. Ia bersyukur karena melalui kegiatan ini jadi paham, jika mendapatkan informasi harus diperiksa kebenarannya terlebih dahulu, salah satunya melalui situs di s.id/cekhoaks. (mt)