Rinta Yusna, JaWAra Internet Sehat Jawa Timur mengajak kelompok pemuda dan mahasiswa dari Organisasi Ekstra Kampus PMII se kabupaten Ponorogo untuk memahami penggunaan platform digital. Peserta yang merupakan anak-anak muda ini pun diberi pemahaman mengenai peran pemuda dalam perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di era digital.

Kegiatan Seminar dan Workshop dengan tema “Peran Pemuda dalam Mewujudkan Perlindungan dan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Era Digital” merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Festival Literasi Digital yang diinisiasi oleh JaWAra Internet Sehat dan Komunitas Arek Feminis Surabaya yang bekerjasama dengan Komunitas Pustaka Gerilya dan PC PMII Ponorogo.

Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis 11 Agustus 2022, bertempat di Aula Gedung Pasca Sarjana IAIN Ponorogo. Peserta yang terlibat merupakan pengurus dan anggota dari organisasi ekstra kampus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) se-kabupaten Ponorogo dengan total 51 Peserta.

Workshop dan seminar kali ini difasilitasi oleh Rinta Yusna selaku JaWAra Internet Sehat Jawa Timur 2022 didampingi oleh Ulum Arifah dari Komunitas Arek Feminis Surabaya. Kegiatan dimulai dengan membagi peserta menjadi 5 kelompok berdasarkan platform digital favorit peserta yang terdiri dari kelompok Youtube, Facebook/Instagram, TikTok, E-Commerce, dan E-Sport. masing-masing kelompok terdiri dari 9-10 orang.

Masing-masing kelompok dipandu untuk mengidentifikasi mengenai kegiatan apa yang paling sering dilakukan, manfaat penggunaan platform media digital tersebut, dampak buruk serta upaya pencegahan dan penanganan jika mendapati kejahatan dan kekerasan yang terjadi di dunia digital.

Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil brainstorming kepada seluruh peserta. Peserta dari kelompok lain diperkenankan untuk bertanya atau memberikan tanggapan pada sesi presentasi. Peserta sangat antusias dalam membahas setiap platform digital favorit. Ada juga tanggapan pro dan kontra terhadap keberadaan platform tersebut. 

Sesi selanjutnya yang tak kalah menarik adalah materi tentang peran pemuda dalam perlindungan dan pencegahan terhadap perempuan dan anak. Fasilitator menegaskan bahwa pemuda dapat menciptakan ruang aman di dunia digital dengan mentransfer pengetahuan tentang digital safety kepada keluarga dan lingkungan organisasi. 

Selain itu, disampaikan juga mengenai pentingnya bersikap kritis terhadap berita-berita hoaks dan upaya penipuan berupa phishing dan KBGO yang marak dialami oleh perempuan. Tak lupa, praktek 2FA pun diajarkan sebagai bentuk pengamanan terhadap platform digital masing-masing peserta.

Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari peserta. Menurut mereka kegiatan ini sangat menarik karena karena melibatkan peserta sebagai sumber informasi disertai diskusi mengenai tema yang relate dengan kondisi masyarakat saat ini. (ria)