Di masa pandemi, internet menjadi kebutuhan dasar terutama untuk sarana pendidikan. Murid-murid dari PAUD sampai perguruan tinggi yang biasanya melakukan pembelajaran tatap muka, harus beradaptasi dengan pembelajaran secara online.
Kondisi ini membuat anak menghabiskan banyak waktu dengan gawai. Segala tugas sekolah perlu dicari dan diserahkan secara online. Memang, pemanfaatan internet sangat membantu sebagai sarana edukasi, namun di sisi lain internet bisa menjadi bumerang bagi anak-anak.
Muchammad Rifqi Maulana, JaWAra Internet Sehat dari Semarang. penggunaan gawai pada anak-anak yang masih kecil semestinya membutuhkan pendampingan orangtua. Ia mengatakan, beberapa orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya bisa saja membuat penggunaan gawai anaknya tidak terkontrol.
Ia mengatakan, sudah ada beberapa kasus di mana ada anak usia dini yang lekat dengan gawainya mengalami keterlambatan perkembangan motorik dan komunikasinya.
“Beberapa waktu yang lalu di Kota Pekalongan juga ada beberapa orang tua yang saldo tabungannya terkuras karena anaknya bermain game dan membeli senjata dan perlengkapan dalam bermain game tersebut yang tanpa disadari sudah mengambil saldo dari tabungan orang tuanya,” ujar Rifqi.
Rifqi berkeinginan agar setiap orangtua memahami betapa pentingnya pendampingan terhadap anak saat menggunakan gawai dan berselancar di internet. Karena hal ini terkait erat dengan keamanan digital anak di ranah maya.
Ia memutuskan mengadakan roadshow workshop Menjaga Keselamatan Anak di Dunia Maya di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam program tersebut, JaWAra Internet Sehat berkolaborasi dengan Dinkominfo, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK, STMIK Widya Pratama, Duta GenRe, Relawan TIK, Himpaudi, dan IGTKI. Selain itu, program tersebut juga menggandeng psikolog anak untuk memahami lebih dalam mengenai dampak gawai pada perkembangan anak.
Workshop tersebut dihadiri oleh orangtua, tenaga pengajar, pengajar, dan PKK. Program ini telah menjangkau lebih dari 500 orang yang mendapatkan edukasi mengenai keamanan digital anak dan kontrol orangtua terhadap pemakaian gawai.
Rifqi berharap dengan terselenggaranya kegiatan ini, setidaknya bisa menjadi cara untuk mengubah sikap orangtua yang sebelumnya mungkin tak mengawasi kehidupan anaknya di ranah maya, jadi turut mendampingi mereka dan dapat bijaksana memberikan fasilitas gawai khususnya untuk anak di usia dini.
Rifqi mengakui, program ini mendapat sambutan yang baik dari berbagai pihak dan akan melanjutkan roadshow ke 16 kelurahan di Kota Pekalongan. (ma/mt)