Andika Renda Pribadi, JaWAra Internet Sehat dari Jawa Tengah mengadakan program “Literasi Lebih Paham Digital” pada tanggal 1 Oktober 2022 di Kelurahan Sidorejo Kidul, Kota Salatiga. Ia bekerja sama dengan MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) untuk memberikan materi kepada para orang tua dan remaja di daerah tersebut.

Kegiatan yang dihadiri oleh 32 orang ini merupakan bagian pertama dari rangkaian roadshow program yang akan membahas tentang dua topik, yaitu “Literasi dan Parenting DIgital” serta “Beda Hoaks, Informasi dan Fakta”. 

Adapun kedua topik yang diangkat tersebut berawal dari kegelisahan Andika terhadap semakin banyaknya anak-anak yang terkena dampak negatif dari penggunaan gawai dan berbagai jenis konten yang beredar di internet. Oleh karena itu ia ingin menggunakan kesempatan yang dimilikinya sebagai JaWAra Internet Sehat 2022 untuk bisa berbagi ilmu dan berdampak bagi kota asalnya, Salatiga.

Kekhawatiran Andika bukanlah tidak beralasan. Dilansir dari e-book literasi digital “Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)”, rentang usia anak yang menunjukkan ketertarikan terhadap internet semakin muda. 

Internet memang memiliki potensi positif untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi anak dan remaja. Namun, ada juga sisi negatif internet yang tidak bersahabat dengan anak dan remaja sehingga diperlukan sistem perlindungan anak yang terintegrasi antar pemangku kepentingan untuk memastikan hak anak dalam kebebasan berekspresi di ranah digital tetap terlindungi.

Sebagai kelompok usia yang rentan terdampak berbagai jenis konten dari beragam sumber informasi yang belum diketahui kebenarannya, anak-anak dan remaja sangat berisiko terpapar maupun terlibat dalam budaya digital yang tidak sehat. Mulai dari informasi komersial (iklan), iklan palsu (spam), konten kekerasan (pembunuhan, perkelahian, kejahatan, ujaran kebencian, perundungan, pelecehan) dan konten seks serta pornografi.

Literasi digital merupakan salah satu upaya untuk mengedukasi para pengguna internet, khususnya anak dan remaja, untuk mengembangkan pola pikir kritis mereka dalam mengidentifikasi bahaya saat beraktivitas di internet. Memiliki pengetahuan yang cukup akan turut meningkatkan kesadaran anak dan melatihnya untuk berinteraksi digital dengan sehat, aman, dan bijak.

Walau menjadi tantangan tambahan bagi para orang tua yang melahirkan dan membesarkan anak di era digital, cakap digital tetap menjadi tugas dan tanggung jawab keluarga sebagai fondasi pendidikan pertama yang membantu dan mendukung tumbuh kembang anak. Keterlibatan orang tua yang tidak kalah penting inilah yang memotivasi literasi pengasuhan digital dijadikan sebagai topik bahasan pertama. 

Dengan menyambungkan topik pengasuhan digital atau digital parenting dengan topik “Beda Hoaks, Informasi, dan Fakta”, orang tua dan anak akan sama-sama belajar membedakan istilah misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Materi untuk topik kedua ini disampaikan oleh rekan dari MAFINDO Semarang.

Beberapa pertanyaan cukup menarik pun disampaikan oleh peserta terkait seberapa efektif penggunaan aplikasi dalam mengatur penggunaan gadget pada anak. “Keberadaan aplikasi hanya sebagai sarana saja karena sejujurya yang paling utama adalah komunikasi dan kesepakatan yang dapat terjalin antar anak dan orang tua,” jawab Andika, JaWAra Internet Sehat 2022.

Harapan Andika untuk roadshow literasi digital yang dijalankan ini adalah meningkatnya kesadaran penggunaan gadget dan akses internet yang sehat, aman, dan sehat yang didasari dengan pola pikir kritis serta kehati-hatian. Anak-anak dan remaja juga dapat berpartispasi secara positif dengan masyarakat global. 

Ia juga bersyukur kegiatan perdana ini berhasil dijalankan dan berlangsung dengan lancar berkat dukungan dari pihak kelurahan dan tentunya para peserta. Semoga kesadaran untuk makin cakap digital bisa terus meningkat dan meluas di seluruh lapisan masyarakat Salatiga demi semakin terciptanya ekosistem digital yang sehat di Indonesia. (ses)