Hoaks atau kabar kibul, masih jadi isu yang belum kunjung selesai. Setiap harinya selalu ada isu baru yang berkembang. Bila tidak berhati-hati, bisa saja informasi tersebut menyebar luas dan bisa berdampak pada kehidupan masyarakat.

Fakrullah Maulana dan Reza Aulia, pegiat JaWAra Internet Sehat dari Aceh Utara mengatakan, kabar kibul khususnya tentang COVID-19 dan vaksinasinya masih saja menyebar di wilayahnya. Bahkan, terdapat kabupaten yang termakan hoaks sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.

Mereka menduga, penyebaran hoaks disebabkan kurangnya literasi digital dan ketidaktahuan cara memvalidasi berita atau informasi.

Memahami hoaks yang mudah sekali tersebar, Maulana dan Reza percaya ketika warga diberikan literasi digital, edukasi ini bisa juga menyebar cepat Oleh karenanya, mereka mulai meliterasi dari kalangan ibu-ibu, komunitas, hingga lainnya.

Kemudian. Maulana dan Reza menginisiasi workshop “Pentingnya Tahu Hoaks dan Verifikasi Hoaks” pada  21 Oktober 2021 di Kabupaten Aceh Utara. Peserta yang hadir dalam pelatihan ini sekira 20 orang ibu.

Para Ibu menyambut baik materi yang disampaikan oleh duo JaWAra Internet Sehat asal Aceh ini. Mereka memberi pemahaman betapa pentingnya menelaah informasi yang diterima sebelum disebarkan, terutama sumbernya tak jelas.

Di sini para ibu diajarkan bagaimana caranya untuk memvalidasi suatu informasi atau berita, salah satunya melalui Chatbot Mafindo di Whatsapp. Setidaknya, langkah sederhana ini dapat memberikan pencerahan bagi para ibu di Kabupaten Aceh Utara agar lebih berhati-hati ketika menghadapi berita hoaks.

Maulana bercerita, ada seorang Ibu yang mengakui pernah mendapatkan sebuah informasi yang belum jelas kebenarannya. Ia langsung menyebarkannya di Facebook tanpa memvalidasi informasi yang diterimanya. Sang Ibu menyadari bilamana berita tersebut hoaks adanya, ia takut akan dampak yang mungkin terjadi.

Maulana dan Reza memahami ketakutan sang ibu dan menyarankannya untuk menghapus postingan tersebut sebelum bertambah lagi orang yang membacanya.

Setelah workshop, mereka memahami bahwa masalah ini kerap terjadi di kalangan ibu-ibu. Namun, mereka bersyukur edukasi literasi digital yang diberikan bisa berdampak positif bagi mereka untuk selalu mengecek informasi atau berita yang didapatkan. (ma/mt)