Kasus pornografi di kalangan anak dan masyarakat yang gagap digital perlu mendapat perhatian serius. Konten pornografi kerap menjadi sasaran oknum kejahatan untuk meraup keuntungan tersendiri. 

Melansir laman Kominfo, data dari KPAI menunjukkan selama dari tahun 2011 sampai 2019, pornografi dan cybercrime menduduki peringkat ketiga kasus pengaduan anak, totalnya ada 3.922 kasus. 

Alldo Fandiliam Mooy dan Saifudin Muin, JaWAra Internet Sehat asal Jayapura, mengamati bahwa kasus pornografi anak di wilayah mereka masih menjadi isu yang patut disoroti. Adanya kejahatan siber ini juga disebabkan tingkat literasi digital masyarakat yang masih rendah. Terutama dalam menjaga privasi mereka di dunia digital.

Meskipun TIK selalu dibenahi pemerintah dan juga berbagai pihak untuk mendukung pemerataan infrastruktur. Seiring dengan hal itu, penggunaan internet juga semakin banyak. Namun, hal ini perlu dibarengi dengan literasi digital agar masyarakat tetap awas dengan celah kejahatan siber.

Sayangnya, literasi digital belum merata. Seperti yang Alldo dan Saifudin paparkan, kasus pornografi anak masih marak kian marak, terutama di kalangan pelajar SD, SMP, dan SMA/K. Oleh karenanya, ia berharap bahwa orang tua dan guru sebagai defender mampu mengedukasi dan menjaga anak-anaknya agar korban pornografi anak tak lagi bertambah.

Kemudian, Alldo dan Saifudin menyelenggarakan rangkaian workshop mulai dari Roadshow Literasi Digital Untuk Pendidik/Guru (Paud/TK-SD-SMP-SMA) Dan Podcast Audio Visual di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura, Pendampingan Literasi Digital di Kampung Kayo Pulau. hingga Project Kolaborasi Kelas Berbagi Bersama Komunitas.

Program literasi digital ini telah menjangkau sekitar 200 orang yang terdiri dari tenaga pendidik, pelajar, dan orangtua.

Meskipun Alldo dan Saifudin melihat hasil belum terlalu signifikan, setidaknya peserta diajak belajar bersama untuk memahami pentingnya menjaga privasi. Sehingga kemampuan literasi digital mereka pun sedikit demi sedikit terasah dengan baik. Tak hanya itu, kesadaran tentang privasi juga tumbuh perlahan di dalam diri peserta dan ini tentu menunjukkan permulaan yang baik.

Alldo dan Saifudin juga berharap program ini dapat terus berlanjut, sehingga masyarakat mendapatkan pembekalan mengenai literasi digital. Dengan begitu, kejahatan siber dapat dicegah secara optimal.