Zulvia Maika Letis, JaWAra Internet Sehat Aceh, membuktikan bahwa siapa saja- tanpa terkecuali, perlu yang namanya edukasi literasi digital. Cakap digital adalah sebuah keharusan bagi kita untuk menghadapi era digital saat ini.

Disabilitas Cakap Digital. Apa yang teman-teman bayangkan ketika membaca tiga kata tersebut? Akses dunia digital bagi siapa saja? Edukasi literasi digital yang berhak didapatkan oleh semua orang tanpa ada batasan? Atau hingga tentang sudah sejauh mana kawan-kawan difabel kita/penyandang disabilitas telah paham yang namanya literasi digital? Apapun itu, inilah yang menjadi kegelisahan dari seorang Zulvia Maika Letis, JaWAra Internet Sehat dari Aceh hingga kemudian menginisiasi diadakannya kegiatan “Disabilitas Cakap Digital”.

Berkolaborasi dengan Siberkreasi, Kominfo, BFLF, serta dukungan dari sejumlah pihak (JNE, Wardah, Gayo Land, dan Bujroe), maka digelarlah event dengan topik “Optimalisasi Literasi Digital di Era Society 5.0 bagi Pemuda Berkebutuhan Khusus, Pendamping, serta Komunitas Disabilitas di Aceh” pada 5 November 2022 lalu.

Bertempat di Gedung ITC Learning Center Kota Banda Aceh, kegiatan dibuka langsung oleh Pj Walikota Banda Aceh yang diwakili oleh Bapak Iskandar, S.Sos, MSi, selaku staf ahli bidang pemerintahan, hukum dan politik. Dalam sambutannya beliau mengatakan “sebagai anak muda berikan pengaruh positif dalam mengedukasi masyarakat, pemerintah kota Banda Aceh sangat mengapresiasi kegiatan literasi digital bagi disabilitas sebagai salah satu pemajuan hak-hak disabilitas, dan masih perlu lagi kegiatan seperti literasi digital ini dilakukan”.

Kegiatan yang juga dihadiri oleh Kepala Dinas Sosial kota Banda Aceh, Dinas Sosial Aceh Besar, Dinas Sosial Provinsi Aceh, Perwakilan komunitas disabilitas, SMALB Banda Aceh & Aceh Besar beserta guru, TKSK Aceh Besar, Pendamping Disabilitas tersebut, total diikuti oleh 100 orang peserta.

Setiap narasumber dalam kegiatan Disabilitas Cakap Digital ini tidak hanya memaparkan materi terkait literasi digital. Lebih dari itu mereka memberikan motivasi agar teman-teman difabel kian semangat dan percaya bahwa mereka berarti, dan bisa hidup mandiri. Zulvia Maika Letis, yang merupakan JaWAra Internet Sehat Aceh, dalam paparannya, mengajak para peserta untuk menggali potensi diri, ia pun memberikan tips-tips branding di media sosial, sehingga publik tertarik untuk memakai produk/jasa yang ditawarkan. Sekaligus mengingatkan pula untuk tetap harus menjaga etika dunia maya. Sebab keterbatasan bukanlah suatu halangan untuk menciptakan kemandirian disabilitas.

Selanjutnya, Nuraida, selaku Local Champion 2021, menegaskan pentingnya penyandang disabilitas untuk melek digital, bagaimana agar teman-teman penyandang disabilitas mampu menggunakan aplikasi yang bermanfaat sesuai ketunaannya. Sehingga mampu membantu dan mengurangi ketergantungan pada pendamping.

Materi terakhir yang disampaikan oleh narasumber dari BFLF, yaitu Michael Oktaviano, yakni berupa arahan bagi pendamping komunitas disabilitas bahwa sadar atau tidak dalam menjalani kehidupan memang banyak hambatan dan ujian. Tetap yakin, fokus, dan pantang menyerah hingga mencapai hasil yang diinginkan. Sebagai Pemuda sosial entrepreneur di ruang digital, tentunya kita harus memiliki pola pikir yang berkembang, mampu menguasai minimal satu saja skill dan menekuninya, beradaptasi dengan perkembangan dunia digital, membangun personal branding yang kuat serta harus memperluas jaringan dan kolaborasi.

Kegiatan Disabilitas Cakap Digital yang diselenggarakan oleh JaWAra Internet Sehat Aceh menjadi bukti bahwa siapa saja, tanpa terkecuali, penting untuk mempelajari literasi digital. Tidak lain agar mereka dapat memanfaatkan teknologi digital yang ada dengan baik dan bertanggung jawab. (andy)