Yuli Trisyaningsih, JaWAra Internet Sehat Sulawesi Tengah, berbagi keseruan pengalamannya saat memberikan edukasi literasi digital pada pelajar SMPN 15 Palu.

Ketika teman-teman membuka peta di internet dan mencari lokasi dari SMPN 15 Palu, maka akan didapatkan bahwa sekolah ini berada tidak jauh dari Teluk Palu. Ya, hanya berjarak sekitar 2 km dari lokasi tempat terjadinya bencana tsunami beberapa tahun yang lalu. Terbayang bagaimana porak porandanya dulu, ditambah lagi dengan derasnya arus informasi. Hoaks yang rasanya tak terkendali. Harapannya kini, masyarakat Palu sudah bangkit. Termasuk dalam hal literasi digital.

Langkah tersebut bisa dimulai dari mereka, para pelajar yang merupakan bagian dari generasi muda. Mulai memahami pentingnya melindungi data pribadi, juga mengenal dan mencegah penyebaran hoaks. Yuli Trisyaningsih, selaku JaWAra Internet Sehat Sulawesi Tengah, melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang penting untuk dimulai sejak dini. Jika kembali lagi pada topik bencana tsunami beberapa tahun yang lalu, pengetahuan akan mengenali hoaks ini tentu akan sangat bermanfaat. Mereka, adik-adik para pelajar, bisa menjadi pioneer yang kemudian akan mengajarkan orang lain di luar sana, untuk mengenali ciri-ciri konten hoaks, sehingga penyebarannya dapat dicegah. Dengan demikian, tidak menimbulkan kepanikan atau hal-hal berbahaya lainnya di lingkungan sekitarnya.

Kegiatan yang merupakan bagian dari event Roadshow Literasi Digital Provinsi Sulawesi Tengah ini, berlangsung pada 3 November 2022 lalu, dengan dihadiri oleh 60 orang peserta. Dimana seluruh peserta berasal dari siswa dan siswi SMPN 15 Palu. Selama kegiatan berlangsung, para peserta sangat antusias menyimak setiap materi yang dipaparkan. Mereka pun cukup aktif merespon setiap pertanyaan dari narasumber, serta melontarkan pertanyaan ketika ada hal-hal yang dirasa belum dipahami.

Topik akan perlindungan data pribadi serta pencegahan hoaks ini penting untuk dipahami, terutama bagi mereka para pelajar, mengingat kehidupan mereka kini tak bisa terlepas dari yang namanya dunia digital. Baik untuk kebutuhan belajar, bermain/hiburan, komunikasi, dan yang lainnya. Jika tidak dibekali dengan edukasi literasi digital, khususnya keamanan berinternet, maka mereka akan rentan untuk menjadi korban berbagai hal-hal buruk di dunia digital. Tidak menutup kemungkinan, bisa pula menjadi pelaku kejahatan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk jadi pelajar yang melek digital.

Sesi demi sesi kegiatan literasi digital di SMPN 15 Palu pun kian semarak saat di akhir acara digelar kuis. Para peserta berebut menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan oleh narasumber. Tentu saja ada hadiah bagi mereka yang berhasil menjawab duluan.

Ah, siapa bilang kegiatan literasi digital membosankan? Lihat deh bagaimana serunya suasana belajar adik-adik di SMPN 15 Palu. (andy)