Muhammad Ardih, JaWAra Internet Sehat NTB, menjadikan topik literasi digital kian akrab dengan masyarakat Desa Calabai, melalui pemanfaatan aula kantor desa sebagai lokasi kegiatannya.

Desa Calabai, sebuah desa yang berada di Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Berjarak 97 km dan butuh waktu sekitar 2 jam perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota untuk tiba di sana. Meski jauh dari keramaian kota, nyatanya akses internet di desa yang termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Tambora tersebut terbilang baik. Terlihat pula bagaimana masyarakatnya yang tidak asing dengan perangkat digital.

Dunia digital yang kita hadapi sekarang ini ibarat pisau bermata dua. Ia dapat memberikan dampak baik maupun buruk, tergantung kita yang menggunakannya. Kemudahan akses informasi serta penggunaan perangkat digital oleh masyarakat di Desa Calabai perlu pula diimbangi dengan pengetahuan akan literasi digital. Hal-hal yang berkaitan dengan penyebaran hoaks, bagaimana melindungi data pribadi, etika berkomunikasi di internet, dan aturan lainnya, menjadi bekal yang wajib dimiliki ketika terjun ke dunia digital.

JaWAra Internet Sehat NTB, melalui Muhammad Ardih sebagai perwakilan dari Kabupaten Dompu, mengangkat topik literasi digital ini untuk dibahas di Aula Kantor Desa Calabai. Kegiatan yang berlangsung pada 3 September 2022 lalu, turut menggaet Club Baca Tapak Seribu Pekat sebagai mitra kolaborasinya. Sebuah komunitas baca yang tidak hanya dikenal di Kecamatan Pekat, tetapi juga nasional. Salah satu kegiatannya yakni pada tahun 2019 lalu terpilih menjadi tuan rumah gelaran Kemah Literasi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bersama Club Baca Tapak Seribu Pekat, Ardih dan seorang narasumber lainnya yang merupakan JaWAra Internet Sehat NTB Tahun 2021, Subhan Azharullah, mengedukasi 49 peserta yang merupakan masyarakat Desa Calabai. Hadir pula Ibu Nuraini, S.Pd, selaku Camat Pekat, yang membuka kegiatan bertajuk “Desa Calabai Makin Cakap Digital” ini. Kemudian Indra Jaya, Sekretaris Desa Calabai (mewakili Kepala Desa Calabai yang berhalangan hadir), Ketua Karang Taruna, Kepala Dusun, serta sejumlah Tokoh Adat Masyarakat Desa Calabai.

Bayangkan, bagaimana jadinya ketika topik literasi digital dibahas di aula kantor desa? Tempat yang sederhana, bukan ruang rapat berkursi empuk,yang dilengkapi penyejuk udara, pun yang luasnya cukup lapang untuk diisi puluhan orang peserta. Dari tempat sederhana ini, Ardih bersama para narasumber memaparkan betapa pentingnya untuk menjadi masyarakat yang cakap digital. Tinggal jauh dari perkotaan, bukanlah alasan untuk tidak update akan isu-isu literasi digital.

Terlebih lagi masyarakat Desa Calabai sudah akrab menggunakan perangkat digital dan terbiasa mengakses internet. Maka adalah hal yang wajib untuk memahami literasi digital. Mulai dari mengenali apa itu hoaks, sehingga tahu pesan mana yang harus dan tidak perlu diteruskan. Tahu batasan komunikasi di internet dengan mengetahui perlindungan data pribadi. Dengan demikian, hal-hal berbahaya seperti penipuan online, yang berawal dari penyalahgunaan data pribadi, dapat dihindari. (ah)