Seberapa peduli kita terhadap keamanan data pribadi di era digital? Kebocoran data pribadi berpeluang besar menimbulkan kerugian bagi pemilik data jika tidak terjaga keamanannya.

Aditya Putra Kejora dan Dhita Ayu Pramesthi, JaWAra Internet Sehat Semarang, Jawa Tengah, mengakui keamanan data pribadi masih jadi bagian isu penting yang patut dipahami masyarakat. Mereka mengakui, masih ada saja kasus phishing yang menargetkan pencurian data pribadi dengan modus keuntungan finansial, baik melalui aplikasi chatting maupun platform media sosial.

Dalam mengantisipasi isu tersebut, Adhitya dan Dhita meluncurkan program Webinar Series: 4 Pilar Literasi Digital. Empat pilar yang dimaksud adalah etika digital, budaya digital, keterampilan digital, dan keamanan digital.

Program ini dirancang bersama lima orang finalis Duta Humas Kwarda Jawa Tengah dan masing-masing finalis mengadakan masing-masing workshop dengan tema yang memiliki satu benang merah. 

Di samping itu, program ini berjalan bergandengan dengan pemerintah setempat, komunitas sejawat, dan organisasi lainnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam satu waktu dan berhasil menghimpun sekitar 800 partisipan di Jawa Tengah. Partisipan yang hadir dari pramuka dan non pramuka.

Peserta diberikan edukasi untuk mengamankan perangkat digital mereka sebagai langkah kecil mengamankan data pribadi. Salah satunya mengaktifkan dua faktor autentifikasi pada aplikasi chatting dan media sosial.

“Dampak positifnya yaitu mereka tergerak untuk cek hoaks dan melakukan 2FA untuk akun mereka. Dan dari sini kami senang bisa meliterasi mereka yang sebelumnya belum mengerti tentang literasi digital,” ujar Aditya.

Di samping keamanan digital, peserta juga diajak memahami isu seputar hoaks. Para trainer mengedukasi bagaimana cara menelaah sumber informasi yang diterima melalui beberapa website resmi mulai dari cekfakta.id, turnbackhoax.id, dan lainnya.

Beberapa situs tersebut membantu mengkonfirmasi kebenaran sebuah berita atau informasi tertentu yang ingin kita cek. Meneliti kebenaran informasi menjadi cara untuk melawan peredaran hoaks, terutama di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang.

Melalui program ini, Aditya dan Dhita yakin bahwa sinergi berbagai pihak dapat memberikan dampak yang lebih luas terkait keamanan data pribadi. (ma/mt)